Mediajabar.id – INDRAMAYU
Ternyata masih banyak desa-desa yang masuk wilayah kabupaten Indramayu yang masyarakatnya tidak mendapatkan penerangan listrik. Padahal Saat ini era digital bergaung dimana-mana, dan dinikmati oleh beragam kalangan, ternyata salah satu bagian dari Kabupaten Indramayu ini bahkan belum teraliri listrik.
Yaitu Desa Kroya, tepatnya di Blok Cura Gembel, yang masuk kedalam wilayah Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu, ternyata masih belum teraliri listrik selama puluhan tahun.
Sebuah blok yang terletak hanya beberapa kilometer saja dari Tol Cipali ini, ratusan warganya tak bisa menikmati listrik dari PLN.
Jangankan untuk berselancar internet di ponsel Android, bahkan untuk penerangan saja mereka harus berjuang menghidupkan lampu tradisionalnya setiap malam.
Salah satu warga Blok Cura Gembel, Sandeg, sebagaimana dikutip dari Sapta TV, pada Rabu (5/6/2024), hidup sangat sederhana. Ia bersama ratusan warga lainnya memiliki kreativitas sendiri.
Setiap malam, Sandeg menerangi rumah sederhananya dengan lampu yang ditenagai oleh aki bekas dari sepeda motornya yang tua.
Senasib dengan Sandeg, tetangganya yang bernama Warya, sedikit lebih beruntung. Warya mampu menerangi rumahnya dengan panel surya.
Namun karena panel surya dan kapasitas baterai penyimpannya kecil, rumah Warya hanya bisa terang tak begitu lama.
Akhirnya, Warya menerangi rumahnya dengan lampu tradisional berbahan minyak solar yang menyebabkan jelaga di rumahnya.
Rata-rata warga di Blok Cura Gembel ini hidup sangat sederhana. Sehari-hari mereka mengandalkan hasil pertanian di kawasan sawah milik Perhutani.
Menurut aktivis tani, Rudi, yang tinggal di Cura Gembel, menjelaskan kondisi tanpa listrik ini terjadi bukan tanpa sebab.
“Disini lahannya milik Perhutani. Pihak Perhutani melarang masuknya listrik ke area ini,” ungkap Rudi.
Rudi mengungkapkan bahwa kondisi ketiadaan listrik di Blok Cura Gembel ini terjadi juga di blok lain seperti Blok Lajer, yang masih masuk ke dalam wilayah Desa Kroya.
Rudi juga menyatakan bahwa ketiadaan listrik ini bukan masalah satu-satunya. Sebab masalah lain seperti kelangkaan air juga dialaminya.
“Kami hanya mengandalkan sumur bor manual. Sawah ini hanya tadah hujan, sehingga kami hanya bisa panen sekali dalam setahun,” ungkapnya.
Rudi mengharapkan campur tangan pemerintah agar listrik bisa masuk ke blok tersebut dan bisa mengalirkan air dengan mesin pompa air agar ketersediaan airnya bisa lebih baik.